
Review Komik Stalker x Stalker. Pada September 2025, ketika film-film blockbuster mendominasi layar lebar, CODA tetap bersinar sebagai drama independen yang menyentuh hati. Dirilis pada 13 Agustus 2021 oleh Apple TV+, film karya sutradara Sian Heder ini adalah adaptasi dari film Prancis 2014 La Famille Bélier. Dengan budget sederhana 10 juta dolar, CODA—singkatan dari Child of Deaf Adults—mengumpulkan pujian kritis dan meraup lebih dari 2 juta dolar di box office terbatas, sementara streaming di Apple TV+ menarik jutaan penonton global. Dibintangi Emilia Jones sebagai Ruby Rossi, bersama Marlee Matlin, Troy Kotsur, dan Daniel Durant sebagai keluarga tuli, film berdurasi 1 jam 51 menit ini memenangkan tiga Oscar 2022, termasuk Film Terbaik, sebuah sejarah untuk film streaming. Kini, empat tahun kemudian, CODA masih dibicarakan karena kehangatan emosional dan representasi komunitas tuli yang autentik. Film ini seperti pelukan hangat: sederhana, tulus, dan meninggalkan jejak di hati, mengingatkan kita bahwa cinta keluarga bisa menjembatani segala perbedaan. BERITA BOLA
Ringkasan Singkat Film Ini: Review Komik Stalker x Stalker
CODA mengisahkan Ruby Rossi, remaja 17 tahun yang merupakan satu-satunya anggota keluarga Rossi yang bisa mendengar. Tinggal di Gloucester, Massachusetts, Ruby membantu orangtuanya, Frank dan Jackie, serta kakaknya Leo, yang semuanya tuli, menjalankan bisnis penangkapan ikan yang sedang merosot. Sehari-hari, Ruby jadi penerjemah keluarga, menjembatani komunikasi dengan dunia luar, sambil berjuang menyeimbangkan sekolah dan mimpinya sendiri. Ketika ia bergabung dengan klub paduan suara sekolah di bawah asuhan guru eksentrik Bernardo Villalobos (Eugenio Derbez), bakat menyanyi Ruby bersinar, membawanya ke audisi untuk Berklee College of Music.
Namun, mimpi Ruby bertabrakan dengan tanggung jawab keluarga. Bisnis ikan terancam bangkrut karena regulasi baru, dan keluarga bergantung pada Ruby untuk bernegosiasi dengan pembeli. Ketegangan muncul saat Ruby merasa terjebak antara mengejar passion-nya dan loyalitas pada keluarga, diperparah oleh ketakutan orangtuanya bahwa ia akan meninggalkan mereka. Dengan dukungan pacarnya Miles dan Bernardo, Ruby belajar menemukan suaranya sendiri. Klimaks terjadi saat audisi Berklee, di mana Ruby menyanyikan “Both Sides, Now” sambil menerjemahkan lirik ke bahasa isyarat untuk keluarganya yang hadir, menciptakan momen haru yang menyatukan mereka. Film berakhir dengan Ruby berangkat ke Boston, diterima di Berklee, sementara keluarga Rossi menemukan cara baru untuk bertahan. CODA adalah drama coming-of-age yang menggabungkan humor, musik, dan ikatan keluarga, dengan bahasa isyarat Amerika (ASL) sebagai jantung cerita.
Kenapa Film Ini Sangat Populer
CODA meraih popularitas karena kejujuran emosional dan representasi yang langka. Meski rilis terbatas di bioskop, debutnya di Apple TV+ menarik jutaan penonton, didorong oleh kemenangan Oscar 2022, termasuk Aktor Pendukung Terbaik untuk Troy Kotsur—aktor tuli pertama yang menang. Skor Rotten Tomatoes 94% dari kritikus dan 91% dari audiens mencerminkan daya tarik universalnya. Apa kuncinya? Pertama, ceritanya relatable: perjuangan Ruby antara mimpi pribadi dan tanggung jawab keluarga resonansi dengan siapa saja yang pernah merasa terpecah. Kedua, representasi komunitas tuli autentik—dengan aktor tuli seperti Matlin, Kotsur, dan Durant, plus dialog ASL yang kaya, film ini jadi terobosan inklusif.
Media sosial memperkuat buzz: klip audisi Ruby viral di TikTok, dengan hashtag #CODAMovie capai jutaan views, sementara diskusi di X puji kepekaan budaya tuli. Performa Emilia Jones, yang belajar ASL dan menyanyi untuk peran, dipuji sebagai “heartbreakingly real,” sementara chemistry keluarga Rossi terasa seperti keluarga sungguhan. Soundtrack, dengan lagu-lagu seperti Joni Mitchell dan Marvin Gaye, jadi playlist favorit. Di 2025, CODA tetap relevan berkat maraton streaming, penghargaan festival, dan dampaknya pada representasi disabilitas di Hollywood. Film ini sukses karena bukan hanya drama—ia adalah perayaan identitas, keluarga, dan keberanian menemukan jalan sendiri, menarik hati dari remaja hingga orang tua.
Sisi Positif dan Negatif dari Film Ini
CODA punya banyak kekuatan yang bikin penonton tersentuh, tapi juga kelemahan kecil yang tak luput dari perhatian. Di sisi positif, performa aktor adalah inti film. Emilia Jones luar biasa sebagai Ruby, menyeimbangkan kerentanan remaja dan kedewasaan paksa dengan natural. Troy Kotsur dan Marlee Matlin bawa humor dan kehangatan sebagai orangtua, sementara Daniel Durant tambah dinamika sebagai Leo yang penuh semangat. Penggunaan ASL otentik, dengan subtitle yang tak mengganggu, membuat cerita terasa inklusif dan hidup. Sinematografi Paula Huidobro menangkap keindahan pesisir Gloucester, dari perahu nelayan hingga aula audisi, dengan palet warna hangat. Skor Marius de Vries, dipadukan dengan lagu-lagu klasik, tingkatkan emosi tanpa berlebihan. Narasi coming-of-age sederhana tapi kuat, dengan momen audisi sebagai puncak yang bikin penonton menangis. Durasi 111 menit terasa pas, dengan pacing yang seimbang antara drama, humor, dan musik.
Namun, ada sisi negatif yang muncul. Plotnya kadang terasa formulaik, mengikuti pola drama remaja standar—mimpi besar, konflik keluarga, kemenangan akhir—yang bisa diprediksi. Beberapa kritikus bilang konflik bisnis ikan kurang dieksplor, membuat taruhan keluarga terasa kurang mendesak. Karakter pendukung seperti Miles dan Bernardo kurang mendalam, terasa seperti plot device untuk dorong Ruby. Meski inklusif untuk komunitas tuli, representasi POC minim, dengan cast didominasi kulit putih. Beberapa penonton di forum seperti Reddit bilang ending terlalu rapi, kurang tantangan realistis untuk Ruby di Berklee. Meski begitu, kekurangan ini tak hapus pesona: CODA tetap jadi film yang menghibur dan menginspirasi, meski bisa lebih berani dalam narasi.
Kesimpulan: Review Komik Stalker x Stalker
CODA adalah permata sinematik yang membuktikan bahwa cerita sederhana bisa punya dampak besar. Dari ringkasan perjuangan Ruby hingga popularitasnya yang didorong kejujuran emosional dan inklusivitas, film ini unggul dalam performa autentik dan hati yang tulus, meski plot klise dan karakter pendukung tipis jadi catatan kecil. Di September 2025, saat Hollywood terus mencari keseimbangan antara hiburan dan makna, CODA tetap jadi pengingat bahwa keluarga dan identitas adalah cerita universal. Jika Anda butuh malam penuh tawa dan air mata, streaming CODA di Apple TV+ sekarang—mungkin Anda akan menemukan suara Anda sendiri di tengah harmoninya.
You may also like

Review Komik Lanke Special Destiny

Review Komik Wild Ranker

Leave a Reply