Review Komik My Dad Is Too Strong. Di akhir 2025, “My Dad Is Too Strong” masih jadi manhwa favorit yang paling sering bikin pembaca bilang “ini terlalu wholesome buat dunia isekai”. Mulai terbit sebagai web novel Korea sejak 2020, kemudian diadaptasi manhwa sejak 2021, karya GaTi ini sudah punya lebih dari 180 chapter dan terus update rutin tanpa tanda-tanda tamat. Cerita tentang mantan hunter terkuat sepanjang masa yang pensiun jadi pegawai kantor biasa demi anak perempuannya langsung jadi comfort read jutaan orang. Campuran slice-of-life, aksi dadakan, dan ayah overprotective level dewa bikin manhwa ini tetap masuk top 10 weekly tiap chapter baru rilis. INFO CASINO
Premis yang Terlalu Manis untuk Dunia Brutal: Review Komik My Dad Is Too Strong
Lee Do-jun dulunya hunter rank S999+ yang bikin iblis dan dewa takut setengah mati. Setelah kalahkan raja iblis dan selamatkan dunia berkali-kali, ia pilih pensiun, kembali ke Bumi, dan hidup normal sebagai pegawai distrik biasa. Ia adop Miso, anak kecil yang ditinggal orang tuanya, dan janji dalam hati: “mulai sekarang, aku cuma mau jadi ayah biasa”.
Tapi dunia nggak ngasih kesempatan. Tiap minggu ada monster keluar dari gate, guild minta tolong, bahkan mantan musuh dari dunia lain muncul cari balas dendam. Do-jun selalu selesaikan dalam tiga panel: senyum ramah, satu pukulan pelan (yang bikin gunung rata), lalu buru-buru pulang jemput Miso dari TK. Semua orang di sekitarnya cuma tahu “Pak Do-jun orang baik”, padahal dia bisa hancurkan planet kalau lagi kesel.
Karakter yang Bikin Hati Hangat: Review Komik My Dad Is Too Strong
Do-jun adalah definisi “gap moe” terbesar di manhwa: di kantor pakai kacamata, ngomong pelan, selalu bawa bekal buat Miso. Tapi kalau ada yang berani ancam anaknya, matanya langsung berubah dan aura maut keluar. Miso sendiri adalah anak terkecil paling imut sekaligus paling kuat tanpa sadar – tiap peluk “Papa” bisa bikin monster kelas S pingsan karena terlalu bahagia.
Karakter sampingan seperti Cha Hwa-yeon (hunter rank S yang naksir berat), Yong-yong (naga kecil yang jadi peliharaan), sampai rekan kantor yang tak tahu apa-apa tambah warna. Di chapter terbaru (170+), mulai muncul anak kedua (dari dunia lain) dan mantan istri(?) yang bikin Do-jun panik beneran – pertama kalinya dia takut bukan karena musuh, tapi karena drama keluarga.
Gaya Seni dan Komedi yang Pas
Gambarnya simpel tapi ekspresif banget: panel Miso senyum bisa bikin pembaca diabetes instan, sementara panel Do-jun serius satu halaman penuh cukup buat bikin musuh menyerah. Komedi datang dari kontrast: dunia lagi kiamat, Do-jun cuma bilang “maaf, saya harus jemput Miso jam tiga” lalu selesaikan dalam satu pukulan. Pacingnya santai di slice-of-life, tapi begitu aksi muncul langsung brutal dan cepat. Di 2025, manhwa ini masih jadi raja “healing after work” – banyak pembaca bilang cuma butuh satu chapter buat mood langsung bagus.
Kesimpulan
“My Dad Is Too Strong” adalah paket lengkap: aksi overpower, komedi keluarga, dan wholesome level maksimal. Bukan cerita tentang jadi terkuat, tapi tentang jadi ayah terbaik meski dulu pernah jadi yang terkuat. Di akhir 2025, Do-jun dan Miso masih jadi bukti bahwa kekuatan terbesar bukan menghancurkan dunia, tapi pulang tepat waktu buat makan malam bareng anak. Kalau kamu lagi capek sama dunia, buka satu chapter – dijamin langsung pengen peluk ayah sendiri. Wajib ikutin, wajib senyum, wajib simpan di bookmark forever.
You may also like

Review Komik God of Martial Arts

Review Komik Regressing With The King’s Power

Leave a Reply